Ilustrasi kasih sayang Ibu kepada sang anak. |
Banyak anak-anak sekarang yang tidak menyadari bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu. Sangat disesali memang karena korban pergaulan dan kemajuan teknologi mereka sampai lupa akan Hari Ibu. Hari Ibu bagi saya merupakan hari penting. Di sini kita bisa merenungkan betapa besar jasa Ibu ketika melahirkan sampai membesarkan kita. Mereka tidak meminta imbalan apapun atas jasa yang telah mereka berikan kepada sang anak.
Saya juga jadi teringat akan lyrics Hymne Hari Ibu:
"Ibu Indonesia, pembina tunas bangsa.
Berkorban sadar cita, tercapai dengan giat bekerja"
mungkin saja lyrics ini dapat membantu anak jaman sekarang untuk mengenang jasa para orang tua mereka khususnya Ibu mereka.
Sejarah Hari Ibu di Indonesia diawali pada tahun 1938 melalui Kongres Perempuan Indonesia yang ke III di Bandung yang menyatakan bahwa tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu yang merupakan hari besar Nasional dan bukan hari libur.
Di Dalam Al Qur'an surat Al Israa' ayat 23 Allah juga berfirman:
“Rabb-mu telah memerintahkan
agar kamu jangan menyembah selain-nya
dan hendaklah kamu berbuat baik
kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya
atau mereka sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka jangan pernah kamu mengatakan “ah” pada mereka,
dan janganlah kamu membentak mereka
tetapi ucapkanlah perkataan yang mulia.”
Ilustrasi Bentuk kasih sayang anak kepada Ibu |
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi dan berkata: " Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Rasulullah berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Mu’wiyah menjawab: Ya, masih. Rasulullah bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”
Dari bahan renungan di atas apakah kita sudah sadar berapa besar jasa dan perjuangan orang tua kita khususnya seorang Ibu yang telah berani mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita.
Kalau kita melihat zaman sekarang banyak anak-anak sekarang yang berani mengatakan "ah" kepada ibunya. Banyak juga anak yang suka berbuat kasar pada ibunya. Dan banyak juga anak yang sudah durhaka pada ibunya.
Anak muda zaman sekarang juga lebih mudah mengatakan kata "aku sayang kamu" kepada pasangannya (pacarnya). Apakah mereka pernah berhadapan dengan langsung dan menatap mata sang Ibu dan mengatakan " Aku Sayang kamu Ibu ". Saya bertaruh hampir semuanya belum ada yang siap mengatakan hal seperti itu termasuk diri saya sebagai penulis.
Guru mengaji saya juga pernah mengatakan " Bisakah kamu meminta maaf sama ibu kamu, dan mencuci kedua kakinya? sambil mengatakan Ibu maafkan semua kesalahan dan perbuatan kasar saya selama ini."
Ilustrasi kasih sayang Ibu |
Saya menulis tulisan ini bukannya ada niat untuk menyindir, tulisan ini hanya sebagai bahan renungan di Hari Ibu ini. Cobalah kita semua mencoba merenungkan dan berfikir apakah kita sudah bisa membalas budi kepada Ibu kita sendiri?, walaupun kita harus menggendong Ibu kita ke Mekkah sekalipun, itu belum bisa membalas jasa besar sang ibu. ( Eko "teckoajaib" )
woow keren mbak saya jadi terharu bacanya,,, ^^
ReplyDeletekata sayang tidak harus di katakan langsung pada ibu kita, tapi dalam tindakan mencerminkan sayang dan cinta itu. seperti akar pohon yang tidak kelihatan tapi jadi pondasi kehidupan, seperti itu pula tindakan cinta dan sayang yang tidak di tunjukkan
ReplyDeletetanpa ibu kita bukan apa-apa ;)
ReplyDelete